Home » Berita Terkini » Sekretariat Bakesbangpol » Hubungan Antar Lembaga » Melalui Dialog Kerukunan Umat Beragama, FKUB Kepri Ajak Wujudkan Pemilu Damai 2024

Melalui Dialog Kerukunan Umat Beragama, FKUB Kepri Ajak Wujudkan Pemilu Damai 2024

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menggelar dialog kerukunan umat beragama dengan mengangkat tema "Peran Umat Beragama Dalam Bingkai Kerukunan untuk Mewujudkan Pemilu Damai Tahun 2024”. Jika melihat catatan sejarah kebelakang, tema ini diambil karena perbedaan piihan pada momen Pemilu rentan memicu perselisihan antar umat beragama di Kepulauan Riau.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Provinsi Kepulauan Riau  Raja Hery Mokhrizal, SH., MH diberikan pelakat oleh Ketua FKUB Prov. Kepri saat menghadiri pelaksanaan Dialog Kerukunan Umat Beragama di Hotel Melayu Berdendang Tanjung Uban Bintan Utara , Selasa (17/10/2023) (foto: Bakesbangpol Provinsi Kepri)

BAKESBANGPOL KEPRI – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menggelar dialog kerukunan umat beragama dengan mengangkat tema “Peran Umat Beragama Dalam Bingkai Kerukunan untuk Mewujudkan Pemilu Damai Tahun 2024”. Jika melihat catatan sejarah kebelakang, tema ini diambil karena perbedaan piihan pada momen Pemilu yang rentan memicu perselisihan antar umat beragama di Kepulauan Riau.

Kegiatan dihadiri oleh jajaran FKUB Bintan, Kaban Kesbangpol Kabupaten Bintan, tokoh lintas agama, perwakilan ormas agama baik dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, Babinsa dan Babhinkamtibmas, jajaran tim Ortala dan KUB Kanwil Kemenag Kepri, dan jajaran Kemenag Bintan, Forkopimda Kabupaten Bintan, Tomas dan Toga Kabupaten Bintan, serta turut hadir pula Kepala Badan Kesbangpol Prov. Kepri Raja Hery Mokhrizal, SH., MH beserta jajaran yang turut serta menghadiri acara yang diselenggarakan guna mengaktifkan Peran Umat Beragama dalam Bingkai Kerukunan untuk Mewujudkan Pemilu Damai Tahun 2024.

Dalam Dialog ini acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan doa dan sambutan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kepulauan Riau sebagai pembuka acara yang diselenggarakan pada Selasa (17/10/2023) pukul 09.00 wib bertempat di Hotel Melayu Berdendang Tanjung Uban Bintan Utara, Kabupaten Bintan.

Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau Mahbub Daryanto yang berkesempatan menjadi narasumber saat itu terkait Moderasi Beragama. Ia mengungkapkan bahwa agama tidak selalu bisa menyatukan keanekaragaman kehidupan di Indonesia, oleh sebab itu para pendiri bangsa bersepakat memilih Pancasila sebagai dasar negara.

“Tokoh agama ikut memikirkan dan memperjuangkan bagaimana memerdekakan negara Indonesia. Sampai hari ini pun dapat dibuktikan bahwa syariat agama manapun tidak ada yang dilanggar oleh negara, pemerintah tidak ikut campur terkait syariat agama, cara menjalankannya bahkan dijamin negara” kata Mahbub pada kegiatan yang bertempat di Hotel Melayu Bedendang, Tanjung Uban Bintan, Selasa (17/10/2023).

Mahbub menuturkan, setiap individu masyarakat bisa berbeda dari sisi agama antara satu dengan yang lain, tetapi mereka disatukan dengan kesamaan sisi budaya dan ekonomi. “Kita dari sisi  budaya bisa sama dan saling menerima, dari sisi ekonomi juga kita saling bekerja sama, Tidak sulit bagi kita menyatukan perbedaan yang ada karena budaya lokal kita memang sudah seperti ini (ramah dan terbuka). Perbedaan agama jangan dikonotasikan negatif,” tuturnya.

Terkait Pemilu 2024, Mahbub berpesan untuk memilih pemimpin yang bisa memposisikan dirinya dengan bijak di manapun dia berada, dan apapun latar belakang masyarakatnya. “Pilihlah pemimpin yang di lingkungannya bisa memposisikan diri. Kita sudah beradab sejak lama, kita masih berkomitmen di bawah NKRI, negara lain masih ada yang terpecah karena perbedaan hingga saat ini,” pesannya.

Selain Kakanwil, narasumber lainnya adalah Ketua FKUB Kepri Handarlin Umar. Ia memaparkan tentang kehati-hatian dalam menyampaikan informasi, terutama terkait keagamaan. Handarlin mengajak peserta kegiatan untuk memahami situasi sebelum membicarakan suatu isu. “Tidak semua yang kita lihat sesuai dugaan kita. Maka berhati-hati dalam melihat, pentingnya cek-ricek, verifikasi dan validasi. Jangan mudah tertipu atau terprovokasi,” ucapnya.

Handarlin menjelaskan arti politik agama dan politisasi agama. Menurutnya, politik agama berpijak pada ajaran Tuhan untuk kepentingan umat. Sementara politisasi agama tujuannya hanyalah untuk kemenangan kelompok tertentu. “Jangan mempolitisasi agama. Bentengi umat dari politisasi agama ini tugas bersama. Titip sampaikan di gereja, masjid, vihara, pura bahwa damai itu indah. Ingat bahwa akibat dari perselisihan dan perang itu sangat besar. Alangkah ruginya kalau kita bermusuhan. Selama sepakat bahwa rukun adalah budaya kita maka kita bs hidup dalam kondisi apapun,” tutupnya.

Sebagai penutup jalannya acara ini diakhiri dengan menggelorakan slogan “Rukun Budaye Kite” oleh seluruh peserta yang hadir saat itu dan tampak antusias luar biasa dari seluruh peserta yang mendengarkan pemaparan yang diuraikan oleh para Narasumber sampai akhir rangkaian kegiatan pada pukul 12.00 WIB.

Scroll to Top

Eksplorasi konten lain dari Bakesbangpol Kepulauan Riau

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca